Benarkah mereka (Nasrani) yang dimaksud di dalam AL-Quran?
![](https://static.wixstatic.com/media/45c5e7_610c479d21fe488b98790463ae79c442~mv2.jpg/v1/fill/w_499,h_356,al_c,q_80,enc_auto/45c5e7_610c479d21fe488b98790463ae79c442~mv2.jpg)
Sampai dihari ini masih menjadi bahan berdebatan seolah tidak pernah usang di makan waktu semua hal yang berkaitan tentang Nabi Isa.AS (islam) atau "Yesus" (Kristen). Pertanyaan nya selalu sama dan berulang-ulang.
Namun meski berulang-ulang ternyata belom tentu membuat muslim atau bahkan kristen sendiri memahaminya. pemahaman agama yang kurang tentu saja akan melahirkan sebuah kesalahan /dosa. Namun apakah mereka/kita menyadarinya, jawabnya "Tidak".
Dan Sampai dihari ini pun mereka dan sebagian dari kita masih menganggap Kristen adalah "Nasrani".
Dalam hal ini kita mempunyai 3 prespektif dalam berpendapat:
1.Prespektif kekristenan
Nasrani = merekalah Generasi penerus Nasrani s/d dihari ini. dari umat Kristen Santo Tomas - Suatu komunitas Kristen kuno dari Kerala, India, yang mengikuti tradisi Kekristenan dari Santo Tomas. https://id.wikipedia.org/wiki/Nasrani_(disambiguasi)
Dan adanya surah/AL-Baqarah : 62 (salah satunya) membuat kristen sendiri yakin bahwa mereka adalah Nasrani dan sebetulnya bukan sebuah kesalahan.justru muslimlah yang selama ini salah berpikir tentang agama mereka, seperti yang terlihat pada postingannya "Leo Tobing"pada sebuah Group, bahkan sanking yakinnya postingan tersebut di reshare di group yang sama.
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi’in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta beramal shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”(QS. Al Baqarah: 62)
2.Prespektif Islam Praktis
Nashrani (نصراني) - Istilah dalam Qur'an yang merujuk kepada Umat Nabi Isa.AS, bentuk jamaknya adalah Nashara (نصارى)(cukup dengan definisi ini tanpa diteliti seluruh ayat/surah berkaitan)
Hal ini bisa dilihat dari salah satu postingan pak "Achmad Nurcholis" yang menganggap pernikahan beda agama adalah sesuatu yang "Halal" .
Hal ini dikarenakan adanya Surah/hadist berikut ini:
![](https://static.wixstatic.com/media/45c5e7_22316b6867bd4a709bb55c341d92ead1~mv2.jpg/v1/fill/w_459,h_535,al_c,q_80,enc_auto/45c5e7_22316b6867bd4a709bb55c341d92ead1~mv2.jpg)
Orang-orang seperti pak Ahmad Nurcholish biasanya hanya merujuk pada surah/ayat/hadist sbb:
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ ۖ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ
“Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu” [al-Maidah/5: 5]
2. Perilaku para sahabat, karena mereka telah menikahi wanita-wanita yang bersetatus sebagai Ahli Dzimmah dari Ahli Kitab. Misalnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu, beliau telah menikahi Nailah binti Al-Gharamidhah Al-Kalbiyyah, padahal ia seorang wanita Nasrani, lalu masuk Islam dengan perantara beliau. Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu menikah dengan seorang wanita Yahudi dari Al-Madain.
3. Jabir Radhiyallahu ‘anhu ditanya tentang hukum seorang muslim menikahi wanita-wanita Yahudi dan Nasrani. Maka beliau menjawab : “Kami telah menikahi mereka pada waktu penaklukan kota Kufah bersama Sa’ad bin Abi Waqqash” [7]
4. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai orang-orang Majusi.
سُنُّوا سُنَّةً أَهْلِ الْكِتَابِ غَيْرَ نَا كِحِي نِسَائِهِمْ وَلاَ أَكْلِى ذَبَائِحِهِم
“Berbuatlah kalian kepada mereka seperti yang berlaku bagi Ahli Kitab, selain menikahi wanita-wanita mereka dan tidak makan daging sembelihan mereka” [8]
2.Prespektif Islam Syariat,
Nashrani (نصراني) - Istilah dalam Qur'an yang merujuk kepada Umat Nabi Isa.AS, bentuk jamaknya adalah Nashara (نصارى);Tepatnya Umat Nabi Isa.AS SEBELUM terjadinya peristiwa penyaliban.Hal ini merujuk pada tafsir surah Al-Baqarah 62/69 yang bunyinya sama yaitu
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi’in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta beramal shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”(QS. Al Baqarah: 62)
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabi’in dan orang-orang Nasrani, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta beramal shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”(QS. Al Maidah: 69)
.Ketika menjelaskan ayat ini dalam tafsir Al Qur’anil Adhim, Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan" haaduu, nashaaraa dan shabi’in" dalam ayat ini adalah kaum terdahulu, sebelum Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus.“Allah mengingatkan melalui ayat ini, bahwa barangsiapa yang berbuat baik dari kalangan umat-umat terdahulu dan taat, bagi mereka pahala yang baik,” tulis beliau.Yang dimaksud dengan Haaduu (orang-orang Yahudi) dalam ayat ini adalah pengikut Nabi Musa ‘alaihi salam.
Nashaaraa (orang-orang Nasrani) adalah pengikut Nabi Isa ‘alaihi salam.
Sedangkan Shaabi’in adalah orang-orang yang belum sampai kepada mereka dakwah seorang Nabi pun.Bagaimana bentuk keimanan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang dimaksud dengan “man aamana” dalam ayat ini?Ibnu Katsir menjelaskan: “Iman orang-orang Yahudi itu ialah barangsiapa yang berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa ‘alaihi salam, maka imannya diterima hingga Nabi Isa ‘alaihi salam datang. Apabila Nabi Isa telah datang, sedangkan orang yang tadinya berpegang kepada Taurat dan sunnah Nabi Musa tidak meninggalkannya dan tidak mau mengikuti syariat Nabi Isa, maka ia termasuk orang yang binasa.”“Iman orang-orang Nasrani itu ialah barangsiapa yang berpegang kepada kitab Injil dan syarita Nabi Isa ‘alaihi salam, maka imannya diterima hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam datang.
Apabila Nabi Muhammad telah datang, sedangkan orang yang tadinya berpegang kepada Injil dan sunnah Nabi Isa tidak meninggalkannya dan tidak mau mengikuti syariat Nabi Muhammad, maka ia termasuk orang yang binasa.”Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an juga menegaskan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yahudi, nasrani dan shabi’in dalam ayat ini adalah sebelum diutusnya Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.“Yang ditetapkan di sini adalah hakikat akidah,” kata Sayyid Qutb, “bukan fanatisme golongan atau bangsa. Dan, hal ini tentu saja sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Dan tentang masalah perkawinan beda agama pun ada laranganNya,namun tidak disadari oleh orang-orang muslim seperti pak Ahmad Nurcholis, antara lain
Yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَلَا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ
“Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir” [al-Mumtahanah/60: 10]
Ibnu Qudamah mejelaskan : “Lafadz musyrikin (orang-orang musyrik) secara mutlak itu tidak mencakup Ahli Kitab, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut.
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
“Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya)…”[al-Bayyinah/98: 1]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik” [al-Bayyinah/98 : 6]
Maka anda akan mendapatkan bahwa Al-Qur’an sendiri membedakan antara kedua golongan tersebut. Al-Qur’an telah menunjukkan bahwa lafadz ‘musyrikin’ (orang-orang musyrik) secara mutlak itu tidak mencakup Ahli Kitab.
Jadi firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَلَا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ
“Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir” [al-Mumtahanah/60 : 10]
Pertanyaanya : Benarkah mereka (Nasrani) yang dimaksud di dalam AL-Quran?
Jawabnya: TIDAK/BUKAN!!
Jawaban ini selain merujuk pada tafsir pada surah AL-Baqarah 62/69 untuk kata "" haaduu, nashaaraa dan shabi’in" diatas.
Juga terdapat pada bukti lain yang menegaskan bahwa mereka adalah Kristen bukan Nasrani yaitu dari kitab mereka sendiri, yang mereka sendiri sudah jarang membacanya atau ,mungkin tidak mengetahuinya sama sekali. yaitu Kitab kisah para rasul 11:26 dan 24:5
hal ini mungkin disebabkan mereka tidak berkewajiban untuk membaca Al-kitabnya. dalam arti kata tanpa harus membaca pun mereka meyakini bahwa akan masuk surga.karena yesus sudah menebus semua dosa-dosa mereka dengan darahnya.
kitab para rasul 11:26 sangat signifikan mengatakan bahwa mereka Kristen bukan Nasrani.
dan seperti kita ketahui bersama bahwa setelah wafatnya nabi Isa.AS ada peristiwa akuisisi, dimana orang-orang Nasrani yang menolak/tidak menerima Yesus sebagai Tuhan disiksa dan dikuliti hidup-hidup. dan sampai di hari ini tidak ada yang tau pasti apakah para nasrani ada yang masih hidup atau malah mati semuanya. "Wallahuallambisawab" namun yang pasti mereka Kristen bukan Nasrani.
Dan kemudian pada Kitab para rasul 24:5 juga sangat signifikan menunjukkan bahwa orang-orang kristen dimasa itu sangat membenci kaum "Nasrani".
![](https://static.wixstatic.com/media/45c5e7_6e99fb56291742baadb71f407065c723~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_339,al_c,q_80,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/45c5e7_6e99fb56291742baadb71f407065c723~mv2.jpg)
Demikianlah kebenaran yang disampaikan semoga kita semua dapat mengambil ibrohnya sebagai petunjuk, kenapa kita berbeda? dan kenapa kita harus berbeda.tetap terjaga. "Lakumdinukum Waliyaddin" !!