4 Hal Penyebab Doa tidak terkabulkan
![](https://static.wixstatic.com/media/45c5e7_4d693c7a045b4a04aa398ff7d288a5b8~mv2.jpg/v1/fill/w_601,h_535,al_c,q_80,enc_auto/45c5e7_4d693c7a045b4a04aa398ff7d288a5b8~mv2.jpg)
YSAlhambra.com, Berdasarkan beberapa keterangan hadist ada tindakan-tindakan tertentu yang jelas-jelas menyebabkan doa menjadi tertolak, diantaranya:
1. Mengkonsumsi Makanan Haram
Dalam sebuah hadist nabi pernah menjelaskan hubungan antara makanan haram dan doa, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadist, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:
"Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul, maka Allah berfirman,"Wahai para Rasul,makanlah dari apa-apa yang baik dan beramallah kalian dengan amal yang shaleh".Dan Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang Aku rizkikan kepada kalian".Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut lagi berdebu, dia mengadahkan tangannya kelangit, seraya berdoa, "Ya Allah ya Rabbi, ya Allah ya Rabbi", sedangkan ia makan dari sesuatu yang haram, minum dari yang haram, berpakaian dari yang haram dan tumbuh dari yang haram, bagaimana mungkin akan terkabul doanya?".
Makan ternyata bukan saja berpengaruh pada tubuh, namun lebih dari itu makanan juga berpengaruh pada doa.Inilah yang setidak-tidaknya bisa kita simpulkan dari hadist nabi diatas.
Lewat hadist itu nabi menegaskan bahwa makanan haram akan mengakibatkan sebuah doa tak akan pernah dikabulkan oleh Allah,meskipun semua tata krama berdoa sudah dilalui dan meskipun yang berdoa adalah salah satu dari mereka yang disebut-sebut sebagai manusia-manusia yang mustajabah doanya.
Seorang Laki yang dikisahkan nabi dalam hadist diatas adalah seorang musafir, yakni termasuk salah satu orang yang oleh nabi sendiri disebutkan mempunyai tingkat kemujaraban yang tinggi dalam hal doa.
Begitupun ia sudah megikuti tata krama dalam berdoa,namun nyatanya doanya ditolak dan tidak akan dikabulkan oleh Allah. Permasalahanya hanya satu, yakni ia makan-minum,pakaian dan semua kebutuhan hidupnya dari sesuatu yang haram atau diperoleh secara haram. Hal ini menyebabkan doanya tidak didengar oleh Allah.
2. Selalu Tergesa-gesa(tidak bersabar) dan Tak Sepenuhnya Yakin (berserah diri/pasrah) Kepada Allah.
Manusia sering tergesa-gesa(tidak bersabar) dalam berdoa dan ini akan mengurangi keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya.
Dan Rasulullah bersabda:
"Akan selalu dikabulkan (doa) seorang hamba selama tidak berdoa untuk sesuatu yang mengandung dosa atau untuk memutuskan tali silahturahmi, dan selagi ia tidak tergesa-gesa.Lalu dikatakan, "Wahai Rasullullah,apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu?"Beliau bersabda,"Yakni dengan mengatakan ,"Aku telah berdoa, namun(Allah) tidak juga mengabulkan untukku,lalu."Lalu ia merasa sia-sia berdoa kemudian dan meninggaljan doa".
Disamping itu manusia diharuskan untuk berhusnudzon(berprasanga baik) kepada Allah, karena salah satu ciri orang beriman adalah senantiasa dapat berprasangka baik pada Allah.
Kita saja dilarang berperasangka buruk pada manusia apalagi pada Allah ...tentunya akan lebih dari itu.Lalu, apa urgensinya berprasangka baik? Mengapa kita harus mampu berbaik sangka pada Allah? Berikut ini beberapa alasan pentingnya:
1. Prasangka kita pada Allah dampaknya kembali pada diri kita sendiri!
“Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan!”
(H.R. Bukhari)
2. Prasangka baik pada Allah merupakan salah satu ibadah yang terbaik
“Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah”
(HR. Abu Daud)
3. Apa yang kita kira baik, sebenarnya belum tentu baik untuk kita, Allah yang lebih tahu
Kita ini bukan Tuhan yang bisa tahu masa depan, maka jangan merasa diri serba tahu apa yang terbaik untuk diri kita! Itulah sebabnya kita perlu selalu berprasangka baik pada Allah, karena memang apa yang terjadi pada hidup kita, sebenarnya selalu ada hikmah di baliknya.
boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
4. Janganlah kita mati kecuali dalam kondisi berprasangka baik pada Allah
Ini adalah pesan baginda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam yang amat mencintai umatnya:
“Janganlah salah satu di antara kalian mati, kecuali dalam keadaan berprasangka baik terhadap Allah.”
(H.R. Muslim)
3. Banyak Melakukan Perbuatan Maksiat/Dosa.
Gaya Hidup dizaman ini sangat mendukung perbuatan Maksiat/Dosa, tanpa disadari dapat terjadi dengan mudahnya, seperti menonton infotaiment(itu dosa Gibah), memakan hak orang lain, mencari nafkah yang diperoleh dengan cara haram. berzina, masih melakukan hal-hal syirik dan banyak lagi hal-hal yang tak sesuai lainnya yang dapat menjadi penghalang terkabulnya doa. Allah enggan mengabulkan doa-doa orang-orang yang berdosa
itulah sebabnya Allah memberikan kita akal agar dapat memilah dan membedakan antara hal baik dan buruk, Allah sangat menyayangi manusia yang taat dan berhati-hati didalam menjalani hidupnya. dan hal ini sangat berpengaruh akan terkabulnya doa yang dipanjatkan.
4. Meninggalkan/mengabaikan Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
1. Definisi Amar Ma’rûf Nahi Munkar A. Definisi al-Ma’ruf ar-Râghib al-Ashfahani rahimahullah (wafat th. 425 H) mengatakan, “al-Ma’rûf adalah satu nama bagi setiap perbuatan yang diketahui kebaikannya oleh akal atau syari’at, sedangkan al-munkar adalah apa yang diingkari oleh keduanya.”[2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H) mengatakan, “al-Ma’rûf adalah satu nama yang mencakup segala yang dicintai oleh Allâh, berupa iman dan amal shalih.”[3]
Sedang menurut syari’at, al-ma’rûf adalah segala hal yang dianggap baik oleh syari’at, diperintah melakukannya, dipuji dan orang yang melakukannya dipuji pula. Segala bentuk ketaatan kepada Allâh masuk dalam pengertian ini. al-Ma’rûf yang paling utama adalah mentauhidkan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada-Nya.[4]
B. Definisi al-Munkar al-munkar adalah segala yang dilarang oleh syari’at atau segala yang menyalahi syari’at.[5]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “al-Munkar adalah satu nama yang mencakup segala yang di larang Allâh.”[6]
Ketika menerangkan sifat umat Islam, Imam asy-Syaukâni rahimahullah mengakatakan, “Sesungguhnya mereka menyuruh kepada (perbuatan) yang ma’rûf dalam syari’at ini dan melarang dari yang mungkar. Dan yang dijadikan tolok ukur bahwa sesuatu itu ma’rûf atau mungkar adalah al-Kitab (al-Qur’ân) dan as-Sunnah.”[7]
Dari penjelasan ini, jelas bahwa menentukan suatu keyakinan, perkataan atau perbuatan itu ma’rûf atau munkar bukanlah hak pelaku amar ma’rûf nahi munkar. Namun semua itu dikembalikan kepada penjelasan al-Qur’ân dan as-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih.[8]
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْـخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنَ لَـمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْـمَـانِ».
Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata,
“Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.’”
Hadits di atas menunjukkan kewajiban mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan. Pengingkaran terhadap kemungkaran hukumnya wajib, karena orang yang hatinya tidak mengingkari kemungkaran, menunjukkan iman telah hilang dari hatinya.
Itulah 4 hal penyebab pasti yang dapat menghambat terkabulnya doa, Semoga setelah mengetahui ini dapat mengarah kita pada hidayah dan ridho Allah.SWT sertamendapatkan apa yang kita inginkan (dikabulkan)secara nyata. Aamin Yarabbal a'lamin(A)